Jumat, 30 November 2012

DAHSYATNYA RIDHO ORANG TUA

Posted by & filed under .
Oleh: Ki Abduljabbar
Waktu kecil saya terkenal sangat nakal, saya tidak mengenal rasa takut kepada siapapun. Hobby pada waktu itu adalah mendaki gunung dan camping. Saya juga jago berenang, pernah saya ke Parangtritis di Yogyakarta tidak lewat jembatan di Kretek, Kab. Bantul, tetapi saya menyebrang dgn berenang di kali Opak yg arusnya sangat deras. Saya hanya takut kepada orang tua. Entah apa yg mempengaruhi diri saya sehingga dgn orang tua saya sangat segan. Entah berapa kali saya menerima pukulan dari orang tua karena kenakalan saya, sampai sekarang masih ada bekas luka dipergelangan tangan karena pada saat disabet gagang sapu saya menangkisnya.
Dari dulu saya sangat beruntung, selalu dapat bersekolah di sekolahan vaforit, padahal pada waktu itu saya tidak bisa dibilang anak yang pandai, biasa-biasa saja. Pelajaran yg saya sukai adalah menggambar, sayangnya guru menggambar saya tidak percaya kalau menggambar saya bagus, barangkali karena saya urakan, tidak menunjukkan sebagai anak yg pandai. Padawaktu saya meneruskan di sekolah vaforit di Yogyakarta, pada awalnya orang tua saya keberatan dgn alasan karena di sana banyak orang pandai. Ternyata itu hanya alasan orang tua saya karena takut tidak mampu membiayai sekolah saya. Saya bilang kepada orang tua:”Saya hanya membutuhkan “PANGESTU”  Bapak dan Ibu”. Ya… ridho orang tua itulah yang hanya saya butuhkan.
Alhamdulillah…, semuanya berjalan lancar, sampai 4 tahun di Yogyakarta, saya terus ke Bandung berkerja di perusahaan manufactur pesawat terbang. Setiap bulan saya mengirimkan uang kepada orang tua, sampai kedua orang tua saya meninggal dunia. Saya sekarang menggantikan orang tua membantu mengirim uang untuk mbah putri (ibu Bapak saya yg sekarang usianya 110 th) yg semasa bapak saya masih hidup, sudah memberi uang kepada ibunya.
Sering kali kita berpikiran bahwa keberhasilan dan kebahagiaan yang kita raih dalam hidup ini adalah buah dari kerja keras, kecerdasan, dan kesempatan yg kita miliki. Kesombongan membuat diri kita merasa hanya kitalah yang mempunyai andil besar atas keberhasilan yang kita raih. Tidak banyak orang yang menyadari, yang mungkin kita sering melupakan dalam episode kehidupan kita, bahwa doa kedua orang tua merupakan ridho Alloh, yang juga memiliki peran atas kesuksesan tersebut.  Bahkan Alloh menempatkan mereka pada urutan keutamaan yang tinggi setelah penghambaan kepada-Nya. Lihatlah Al-Qur’an [QS. Al-Isra (17): 23].
Pesan orang tua, jika engkau ingin mendapatkan apa yang engkau inginkan, maka kirimkanlah Al-Fatehah sebanyak 33X kepada IBUmu. Datanglah kepada IBU untuk meminta doa dan pangestu- nya dalam menempuh hidup ini. Jika sudah meninggal datangilah makamnya. Seringlah mendoakan mereka, maka malaikat-malaikat akan membantu segala urusan kita. Hal ini saya rasakan sendiri, pada waktu saya masih berkerja di Bandung, Alhamdulillah saya termasuk karyawan yang berprestasi, sehingga perusahaan mempercayakan kepada saya training ke Italy. Tes bahasa Inggris dgn mudah saya lewati tinggal menunggu keberangkatan dan hal ini sudah saya ceritakan kepada kedua orang tua (biar orang tua bangga gitu loh…). Tapi apa lacur… ternyata ada yg menjegal saya (curang), sehingga saya batal berangkat ke luar negeri. Saya melihat orang tua saya juga kecewa, mereka hanya bisa memberikan kekuatan agar saya bersabar dan tawakal.
Satu bulan kemudian saya mengundurkan diri dari perusahaan tsb. Subhanalloh, walhamdulillah, walailahailallah walahuakbar, puji tuhan sekalian alam … sejak saya keluar dari perusahaan tersebut dari perusahaan tempat kerja yg baru, saya mendapat kesempatan ke luar negeri. Sudah kebiasaan saya kalau saya memiliki pengetahuan pasti saya ingin membagikan kepada orang lain, termasuk ilmu yg saya dapat dari training di luar negeri, saya tularkan kepada teman sekantor meskipun kantor tidak meminta, ini hanya ide saya saja agar teman-teman juga memiliki pengetahuan yang sama. Saya tidak merasa kawatir mereka akan menyaingi saya di dalam kerier kerja. Pada waktu saya akan dikirim lagi ke luar negeri oleh kantor, saya menolak karena banyak teman-teman yg belum pernah berang- kat. Tetapi penolakan saya ini oleh BOSS diasumsikan saya takut pergi sendirian, maka boss menyuruh marketing manajer saya untuk menemani. Ternyata alasan Boss menyuruh berangkat training keluar negeri karena saya tidak pelit ilmu, tidak seperti yang lainnya, kalau mendapatkan training tidak mau menularkannya. Sampai sekarang sudah hampir 2/3 belahan dunia sudah saya datangi. Bahkan sampai tidak terhitung sudah ratusan kali saya keluar negeri, dan itu semua hanya karena kegagalan berangkat satu kali keluar negeri ketika masih kerja industri pesawat terbang di Bandung.
Kejadian di atas, atas dorongan orang tua menjadikan ada energi emosi positif yang membooster keinginan pikiran sadar sesuai dengan pikiran bawah sadar. Pikiran positif akan menarik hal-hal positif, termasuk di sini terwujudkan “dream” saya.
Itulah sebabnya banyak orang yang sukses sebab doa kedua orang tuanya. Menyamakan visi antara Anda dan kedua orang tua Anda akan menyebabkan Anda memperoleh keridhaan mereka, sama juga Anda memperoleh keridhaan Alloh, karena ridho orang tua sama dengan ridho Alloh. Karena itulah jangan memilih pekerjaan yang tidak diridhoi oleh orang tua, termasuk dalam memilih pasangan hidup.
Saya memberikan contoh episode hidup saya, hidup adalah MEMBERI bukan MENGAMBIL. Orang akan dihormati, dihargai oleh seberapa banyak kebaikan yg sudah diberikan dan dirasakan oleh orang lain, bukan karena seberapa banyak yang sudah diambil. Inilah hakekat SODAQOH yang justru mampu membuat hidup kita penuh dengan kemudahan-kemudahan, karena getaran energi yang kita pancar- kan sudah sesuai dengan getaran alam semesta yang secara ekosistem sudah mengikuti kaedah sunatulloh (hukum alam). Dan kita sebagai manusia memiliki kekuatan yang bisa lebih dahsyat, karena kita diamanahkan sebagai mahkluk yang rahmatan lil alamin. Tinggal kita mau melakukannya atau tidak.
Wassalam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar