DAHSYATNYA RIDHO ORANG TUA
Oleh: Ki Abduljabbar
Waktu kecil saya terkenal sangat nakal,
saya tidak mengenal rasa takut kepada siapapun. Hobby pada waktu itu
adalah mendaki gunung dan camping. Saya juga jago berenang, pernah saya
ke Parangtritis di Yogyakarta tidak lewat jembatan di Kretek, Kab.
Bantul, tetapi saya menyebrang dgn berenang di kali Opak yg arusnya
sangat deras. Saya hanya takut kepada orang tua. Entah apa yg
mempengaruhi diri saya sehingga dgn orang tua saya sangat segan. Entah
berapa kali saya menerima pukulan dari orang tua karena kenakalan saya,
sampai sekarang masih ada bekas luka dipergelangan tangan karena pada
saat disabet gagang sapu saya menangkisnya.
Dari dulu saya sangat beruntung, selalu
dapat bersekolah di sekolahan vaforit, padahal pada waktu itu saya tidak
bisa dibilang anak yang pandai, biasa-biasa saja. Pelajaran yg saya
sukai adalah menggambar, sayangnya guru menggambar saya tidak percaya
kalau menggambar saya bagus, barangkali karena saya urakan, tidak
menunjukkan sebagai anak yg pandai. Padawaktu saya meneruskan di sekolah
vaforit di Yogyakarta, pada awalnya orang tua saya keberatan dgn alasan
karena di sana banyak orang pandai. Ternyata itu hanya alasan orang tua
saya karena takut tidak mampu membiayai sekolah saya. Saya bilang
kepada orang tua:”Saya hanya membutuhkan “PANGESTU” Bapak dan Ibu”. Ya…
ridho orang tua itulah yang hanya saya butuhkan.
Alhamdulillah…, semuanya berjalan
lancar, sampai 4 tahun di Yogyakarta, saya terus ke Bandung berkerja di
perusahaan manufactur pesawat terbang. Setiap bulan saya mengirimkan
uang kepada orang tua, sampai kedua orang tua saya meninggal dunia. Saya
sekarang menggantikan orang tua membantu mengirim uang untuk mbah putri
(ibu Bapak saya yg sekarang usianya 110 th) yg semasa bapak saya masih
hidup, sudah memberi uang kepada ibunya.
Sering kali kita berpikiran bahwa
keberhasilan dan kebahagiaan yang kita raih dalam hidup ini adalah buah
dari kerja keras, kecerdasan, dan kesempatan yg kita miliki. Kesombongan
membuat diri kita merasa hanya kitalah yang mempunyai andil besar atas
keberhasilan yang kita raih. Tidak banyak orang yang menyadari, yang
mungkin kita sering melupakan dalam episode kehidupan kita, bahwa doa
kedua orang tua merupakan ridho Alloh, yang juga memiliki peran atas
kesuksesan tersebut. Bahkan Alloh menempatkan mereka pada urutan
keutamaan yang tinggi setelah penghambaan kepada-Nya. Lihatlah Al-Qur’an
[QS. Al-Isra (17): 23].
Pesan orang tua, jika engkau ingin
mendapatkan apa yang engkau inginkan, maka kirimkanlah Al-Fatehah
sebanyak 33X kepada IBUmu. Datanglah kepada IBU untuk meminta doa dan
pangestu- nya dalam menempuh hidup ini. Jika sudah meninggal datangilah
makamnya. Seringlah mendoakan mereka, maka malaikat-malaikat akan
membantu segala urusan kita. Hal ini saya rasakan sendiri, pada waktu
saya masih berkerja di Bandung, Alhamdulillah saya termasuk karyawan
yang berprestasi, sehingga perusahaan mempercayakan kepada saya training
ke Italy. Tes bahasa Inggris dgn mudah saya lewati tinggal menunggu
keberangkatan dan hal ini sudah saya ceritakan kepada kedua orang tua
(biar orang tua bangga gitu loh…). Tapi apa lacur… ternyata ada yg
menjegal saya (curang), sehingga saya batal berangkat ke luar negeri.
Saya melihat orang tua saya juga kecewa, mereka hanya bisa memberikan
kekuatan agar saya bersabar dan tawakal.
Satu bulan kemudian saya mengundurkan
diri dari perusahaan tsb. Subhanalloh, walhamdulillah, walailahailallah
walahuakbar, puji tuhan sekalian alam … sejak saya keluar dari
perusahaan tersebut dari perusahaan tempat kerja yg baru, saya mendapat
kesempatan ke luar negeri. Sudah kebiasaan saya kalau saya memiliki
pengetahuan pasti saya ingin membagikan kepada orang lain, termasuk ilmu
yg saya dapat dari training di luar negeri, saya tularkan kepada teman
sekantor meskipun kantor tidak meminta, ini hanya ide saya saja agar
teman-teman juga memiliki pengetahuan yang sama. Saya tidak merasa
kawatir mereka akan menyaingi saya di dalam kerier kerja. Pada waktu
saya akan dikirim lagi ke luar negeri oleh kantor, saya menolak karena
banyak teman-teman yg belum pernah berang- kat. Tetapi penolakan saya
ini oleh BOSS diasumsikan saya takut pergi sendirian, maka boss menyuruh
marketing manajer saya untuk menemani. Ternyata alasan Boss menyuruh
berangkat training keluar negeri karena saya tidak pelit ilmu, tidak
seperti yang lainnya, kalau mendapatkan training tidak mau
menularkannya. Sampai sekarang sudah hampir 2/3 belahan dunia sudah saya
datangi. Bahkan sampai tidak terhitung sudah ratusan kali saya keluar
negeri, dan itu semua hanya karena kegagalan berangkat satu kali keluar
negeri ketika masih kerja industri pesawat terbang di Bandung.
Kejadian di atas, atas dorongan orang
tua menjadikan ada energi emosi positif yang membooster keinginan
pikiran sadar sesuai dengan pikiran bawah sadar. Pikiran positif akan
menarik hal-hal positif, termasuk di sini terwujudkan “dream” saya.
Itulah sebabnya banyak orang yang sukses
sebab doa kedua orang tuanya. Menyamakan visi antara Anda dan kedua
orang tua Anda akan menyebabkan Anda memperoleh keridhaan mereka, sama
juga Anda memperoleh keridhaan Alloh, karena ridho orang tua sama dengan
ridho Alloh. Karena itulah jangan memilih pekerjaan yang tidak diridhoi
oleh orang tua, termasuk dalam memilih pasangan hidup.
Saya memberikan contoh episode hidup
saya, hidup adalah MEMBERI bukan MENGAMBIL. Orang akan dihormati,
dihargai oleh seberapa banyak kebaikan yg sudah diberikan dan dirasakan
oleh orang lain, bukan karena seberapa banyak yang sudah diambil. Inilah
hakekat SODAQOH yang justru mampu membuat hidup kita penuh dengan
kemudahan-kemudahan, karena getaran energi yang kita pancar- kan sudah
sesuai dengan getaran alam semesta yang secara ekosistem sudah mengikuti
kaedah sunatulloh (hukum alam). Dan kita sebagai manusia memiliki
kekuatan yang bisa lebih dahsyat, karena kita diamanahkan sebagai
mahkluk yang rahmatan lil alamin. Tinggal kita mau melakukannya atau
tidak.
Wassalam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar